Wednesday, 12 July 2017

Penjelasan FIA tentang Start Bottas


Spielberg - Pebalap Mercedes Valtteri Bottas dituding melakukan jump start di GP Austria. Tapi Bottas lolos dari sanksi karena pergerakan mobilnya masih bisa ditolerir.

Bottas mengemas kemenangan keduanya di musim ini , setelah jadi yang tercepat di Sirkuit Red Bull Ring, Minggu (9/7/2017). Pebalap Finlandia itu lebih cepat 0,658 detik dari rival terdekatnya Sebastian Vette (Ferrari), serta unggul 6,012 detik dari Daniel Ricciardo (Red Bull).

Selepas balapan, Vettel menuding Bottas melakukan jump start. Dalam tayangan ulang, mobil W08 Bottas bergerak 0,201 detik sebelum lampu merah terakhir tanda start padam.

"Sistem jump start menilai apakah sebuah mobil telah bergerak dari jarak yang telah ditentukan sebelumnya (sangat sedikit) antara titik lampu merah terakhir menyala dan titik saat lampu padam," tulis pernyataan FIA di situs resmi Formula 1.

"Kami mengetahui bahwa perlu beberapa gerakan yang sangat kecil, karena driver terkadang perlu penyesuaian kopling dalam persiapan start. Sistem ini, yang bergantung dengan waktu resmi Formula 1, sudah digunakan selama 20 tahun dan terbukti bisa diandalkan," tambahnya.

"Hari ini, Valtteri Bottas tidak melebihi (sangat sedikit) batas ini sebelum start. Sederhananya, dia membuat keputusan yang sangat akurat dan kebetulan, mengantisipasi saat lampu padam dengan penuh perhitungan. Setiap gerakan sebelum lampu padam dalam toleransi yang diizinkan."

"Sebagaimana dalam pasal 36.13 regulasi, salah satu hukuman di bawah pasal 38.3c atau d akan dikenakan hukuman atas kesalahan start dengan menggunakan transponder FIA yang harus terpasang di mobil sesuai spesifikasi," tutup pernyataan FIA.

Kemenangan ini membuat Bottas masih berada di posisi tiga klasemen dengan poin 136, di bawah Lewis Hamilton (151) dan Vettel (171).