Jakarta - Memasuki paruh musim, empat pebalap teratas bersaing amat ketat. Rider Repsol Honda sekaligus juara bertahan Marc Marquez punya penilaian sendiri soal hal itu.
Kejuaraan musim 2017 sedang libur. Untuk sementara, papan klasemen dikuasai Marquez setelah mengumpulkan 129 poin berkat kemenangan di Sachsenring, Jerman. Namun, posisi Marquez jauh dari kata aman.
Jarak Marquez dengan rival-rivalnya hanya 10 poin. Maverick Vinales membayangi Marquez di posisi kedua dengan 124 poin, diikuti Andrea Dovizioso (123 poin), dan Valentino Rossi (119 poin).
Dari sembilan balapan yang telah berjalan, keempat pebalap pernah jatuh dan gagal finis. Kendala motor dan ban, serta kemampuan pebalap yang merata diyakini Marquez menjadi penyebab ketatnya persaingan.
Sementara itu, adapun kecenderungan yang tak biasa di mana para pebalap dari tim satelit seperti Johann Zarco, Jonas Folger, Danilo Petrucci, dan Cal Crutchlow sering meramaikan perburuan kemenangan di dalam balapan.
"Kupikir karena dua-duanya. Di dalam pandanganku, sekarang lebih ketat daripada saat pertama aku tampil di MotoGP di 2013," nilai Marquez. "Saat itu, di sebuah akhir pekan yang buruk, di sebuah balapan yang buruk, Anda berada di posisi ketiga atau empat. Sekarang di dalam akhir pekan yang buruk, Anda bisa tercecer di peringkat 10."
"ECU tunggal telah banyak membantu untuk mempersempit perbedaan di antara motor-motor yang berbeda, tapi juga di antara motor dengan merk yang sama. Performa di antara motor pabrikan dan satelit sejauh ini seimbang, dan hal ini membuat para rider seperti (Johann) Zarco, (Cal) Crutchlow... para pebalap yang tidak dibekali dengan peralatan pabrikan tapi memiliki motor yang amat sama dengan yang resmi."
"Kupikir itu adalah hal yang bagus. Lalu kami punya permasalahan ban: hal itu akan menuju batasnya karena setiap balapan mereka berubah banyak. Dan ada juga fakta bahwa kami semua sudah crash. Semua hal ini bersama-sama menciptakan kejuaraan yang ketat seperti sekarang," lugas juara dunia kelas primer tiga kali itu kepada Sport Rider.
Kejuaraan musim 2017 sedang libur. Untuk sementara, papan klasemen dikuasai Marquez setelah mengumpulkan 129 poin berkat kemenangan di Sachsenring, Jerman. Namun, posisi Marquez jauh dari kata aman.
Jarak Marquez dengan rival-rivalnya hanya 10 poin. Maverick Vinales membayangi Marquez di posisi kedua dengan 124 poin, diikuti Andrea Dovizioso (123 poin), dan Valentino Rossi (119 poin).
Dari sembilan balapan yang telah berjalan, keempat pebalap pernah jatuh dan gagal finis. Kendala motor dan ban, serta kemampuan pebalap yang merata diyakini Marquez menjadi penyebab ketatnya persaingan.
Sementara itu, adapun kecenderungan yang tak biasa di mana para pebalap dari tim satelit seperti Johann Zarco, Jonas Folger, Danilo Petrucci, dan Cal Crutchlow sering meramaikan perburuan kemenangan di dalam balapan.
"Kupikir karena dua-duanya. Di dalam pandanganku, sekarang lebih ketat daripada saat pertama aku tampil di MotoGP di 2013," nilai Marquez. "Saat itu, di sebuah akhir pekan yang buruk, di sebuah balapan yang buruk, Anda berada di posisi ketiga atau empat. Sekarang di dalam akhir pekan yang buruk, Anda bisa tercecer di peringkat 10."
"ECU tunggal telah banyak membantu untuk mempersempit perbedaan di antara motor-motor yang berbeda, tapi juga di antara motor dengan merk yang sama. Performa di antara motor pabrikan dan satelit sejauh ini seimbang, dan hal ini membuat para rider seperti (Johann) Zarco, (Cal) Crutchlow... para pebalap yang tidak dibekali dengan peralatan pabrikan tapi memiliki motor yang amat sama dengan yang resmi."
"Kupikir itu adalah hal yang bagus. Lalu kami punya permasalahan ban: hal itu akan menuju batasnya karena setiap balapan mereka berubah banyak. Dan ada juga fakta bahwa kami semua sudah crash. Semua hal ini bersama-sama menciptakan kejuaraan yang ketat seperti sekarang," lugas juara dunia kelas primer tiga kali itu kepada Sport Rider.
( FAZ/ www.garasigaming.com )